Harga Bitcoin masih bertahan kokoh di kisaran $110.000 meskipun pasar global diliputi ketidakpastian. Ketahanan harga ini sebagian besar ditopang oleh meningkatnya adopsi dari kalangan korporat serta semakin kuatnya persepsi publik terhadap Bitcoin sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi.
Adopsi Institusional Dorong Permintaan
Permintaan dari perusahaan-perusahaan besar dan investor institusional menunjukkan peningkatan signifikan. Hal ini menjadi salah satu faktor utama yang menjaga kestabilan harga Bitcoin, bahkan ketika sentimen risiko di pasar global tengah bergejolak.
Kehadiran institusi besar yang mulai menempatkan Bitcoin dalam neraca keuangan mereka turut memperkuat kepercayaan terhadap aset digital ini sebagai alat diversifikasi portofolio dan penyimpan nilai di tengah kondisi fiskal global yang tidak menentu.
Ketegangan Suku Bunga AS: Antara Trump dan The Fed
Di tengah diskursus ekonomi Amerika Serikat, isu suku bunga kembali mencuat sebagai variabel penting. Menurut data terbaru, peluang Federal Reserve AS untuk mempertahankan suku bunga hingga September 2025 kini berada di angka 41%, meningkat drastis dari hanya 2% sebulan sebelumnya.
Meningkatnya kemungkinan suku bunga tinggi biasanya menurunkan daya tarik aset-aset berisiko seperti Bitcoin. Namun dalam konteks saat ini, banyak analis melihat potensi pergeseran arah kebijakan moneter sebagai respons terhadap tekanan fiskal AS yang semakin berat — di mana pengeluaran federal secara konsisten melebihi pendapatan negara.
Ketegangan pun muncul antara Presiden Donald Trump yang mendesak penurunan suku bunga, dan Ketua The Fed Jerome Powell yang masih menahan diri. Powell menunjukkan kehati-hatian karena kuatnya pasar tenaga kerja serta potensi tekanan inflasi tambahan akibat tarif baru dan pelonggaran kredit yang berkelanjutan.
Bitcoin Lampaui Kapitalisasi Google dan Meta
Kapitalisasi pasar Bitcoin kini menyentuh angka $2,2 triliun, melampaui nilai pasar dua raksasa teknologi dunia: Google dan Meta. Pencapaian ini menjadi tonggak penting yang menunjukkan bahwa Bitcoin telah berkembang melampaui narasi sebagai sekadar “aset spekulatif.”
Meski demikian, korelasi antara Bitcoin dan indeks saham S&P 500 dalam 30 hari terakhir masih berada di atas 70%. Ini menandakan bahwa meskipun Bitcoin telah diadopsi secara luas, performanya tetap terkait erat dengan dinamika pasar tradisional. Jika pasar saham memasuki fase bearish, ada kemungkinan tekanan jual terhadap Bitcoin juga meningkat.
Indikator Ekonomi Mengarah ke Pelemahan
Beberapa indikator ekonomi makro Amerika mulai menunjukkan sinyal pelemahan. Data terbaru menunjukkan penurunan sebesar 6,3% pada pesanan barang tahan lama untuk bulan April 2025 — sebuah sinyal bahwa aktivitas industri dan keyakinan konsumen mulai menurun.
Meskipun perusahaan-perusahaan masih melaporkan laba untuk kuartal pertama — periode sebelum peningkatan tensi perang dagang — banyak analis memperkirakan bahwa efek negatif terhadap ekonomi riil baru akan terlihat dalam laporan pendapatan mendatang.
Bitcoin Makin Diposisikan sebagai Aset Strategis
Dukungan terhadap Bitcoin dari kalangan bisnis juga semakin kuat. Baru-baru ini, Trump Media and Technology Group mengumumkan rencana untuk mengalokasikan sebagian dari pendanaannya senilai $2,5 miliar ke dalam Bitcoin. CEO Trump Media, Devin Nunes, menyatakan bahwa Bitcoin adalah “instrumen puncak dari kebebasan finansial.”
Langkah tersebut menunjukkan bahwa Bitcoin kini mulai dipandang sebagai bagian dari strategi perusahaan, bukan sekadar investasi jangka pendek atau alat lindung nilai. Narasi ini menambahkan lapisan baru terhadap peran Bitcoin di pasar keuangan global.
Paradigma Baru dalam Investasi Digital
Perpaduan antara narasi lindung nilai terhadap inflasi dan adopsi dari kalangan institusional menjadikan Bitcoin lebih dari sekadar aset spekulatif. Dengan latar belakang ekonomi yang sedang mengalami transformasi dan kebijakan moneter yang penuh ketidakpastian, Bitcoin berpotensi memainkan peran strategis dalam portofolio investasi masa depan.
Namun, penguatan lebih lanjut tetap bergantung pada dinamika pasar tradisional, kebijakan bank sentral, serta stabilitas geopolitik. Dalam waktu dekat, pergerakan Bitcoin akan terus menjadi barometer kepercayaan pasar terhadap ekonomi global yang tengah mengalami transisi besar.