Meta Platforms Inc., perusahaan induk dari Facebook dan Instagram, menegaskan penolakannya terhadap proposal pemegang saham yang mendorong adopsi Bitcoin sebagai bagian dari portofolio treasury perusahaan. Langkah ini menempatkan Meta sejalan dengan raksasa teknologi lainnya seperti Microsoft dan Amazon, yang sebelumnya juga menolak untuk mengalokasikan dana perusahaan ke dalam aset kripto.
Keputusan ini mencerminkan sikap hati-hati yang diambil oleh perusahaan-perusahaan besar dalam menghadapi volatilitas pasar aset digital, meskipun ada gelombang adopsi kripto yang terus tumbuh di sektor swasta dan dorongan kuat dari sebagian komunitas investor.
Meta: Stabilitas Finansial Lebih Utama
Dalam rapat tahunan pemegang saham Meta yang baru saja digelar, usulan untuk membeli dan menyimpan Bitcoin sebagai bagian dari strategi keuangan jangka panjang secara resmi ditolak oleh manajemen perusahaan. Dalam penjelasannya, Meta menegaskan bahwa struktur pengelolaan keuangan perusahaan yang ada saat ini sudah dianggap optimal dan tidak membutuhkan eksposur terhadap instrumen volatil seperti Bitcoin.
Perusahaan juga mengungkapkan kekhawatiran terhadap ketidakpastian regulasi serta potensi risiko jangka pendek yang dapat timbul jika volatilitas harga Bitcoin berdampak langsung pada neraca keuangan perusahaan.
Microsoft dan Amazon Ambil Sikap Serupa
Meta bukan satu-satunya perusahaan teknologi besar yang menolak mengadopsi Bitcoin dalam kebijakan treasury-nya. Microsoft sebelumnya juga menghadapi proposal serupa dari para investor dan pemegang saham yang meminta perusahaan mempertimbangkan Bitcoin sebagai alat diversifikasi keuangan.
Dalam rapat pemegang saham tahunannya, meskipun sempat mendapat dorongan dari Michael Saylor—pendiri MicroStrategy dan advokat Bitcoin korporat—Microsoft memilih untuk tetap berpegang pada kebijakan konservatif. Perusahaan menyatakan bahwa mereka akan memprioritaskan aset yang lebih stabil dan sesuai dengan strategi manajemen risiko internal.
Sementara itu, Amazon, sebagai salah satu perusahaan paling bernilai di dunia, juga menyatakan sikap serupa. Meskipun menghadapi tekanan dari pemegang saham yang melihat Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan peluang investasi jangka panjang, Amazon menilai bahwa adopsi aset kripto belum sejalan dengan visi keuangan dan operasional perusahaan, terlebih di tengah ketidakjelasan regulasi yang masih menyelimuti industri kripto global.
Kontras dengan Strategi Perusahaan Lain
Di sisi lain, beberapa entitas swasta justru menunjukkan arah kebijakan yang bertolak belakang. Salah satunya adalah perusahaan media sosial milik mantan Presiden AS Donald Trump yang baru-baru ini mengumumkan rencana pengumpulan dana sebesar $2,5 miliar untuk membentuk ‘Bitcoin treasury’. Langkah ini mempertegas perbedaan pendekatan dalam menyikapi Bitcoin sebagai aset strategis.
MicroStrategy sendiri, yang kini berganti nama menjadi Strategy, menjadi pelopor dalam model kepemilikan Bitcoin korporat, dengan kepemilikan lebih dari 580.000 BTC hingga saat ini. Perusahaan tersebut menjadikan Bitcoin sebagai aset cadangan utama dan secara aktif menambah kepemilikannya menggunakan berbagai instrumen pembiayaan.
Penilaian Pasar: Adopsi Masih Selektif
Meskipun ada peningkatan adopsi Bitcoin oleh perusahaan publik, keputusan seperti yang diambil oleh Meta, Microsoft, dan Amazon menegaskan bahwa eksposur ke Bitcoin sebagai aset treasury belum menjadi arus utama. Ketiga perusahaan ini memilih untuk mempertahankan prinsip kehati-hatian, terutama dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti volatilitas harga, isu akuntansi, potensi tekanan pasar, dan implikasi hukum yang belum sepenuhnya jelas.
Para analis menilai bahwa adopsi Bitcoin oleh korporasi besar akan tetap berjalan, namun dalam tempo yang selektif dan bertahap, bergantung pada kematangan pasar serta kejelasan kerangka regulasi yang berlaku.