Bursa kripto Gemini, yang didirikan oleh saudara kembar Cameron dan Tyler Winklevoss, telah secara diam-diam mengajukan permohonan untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC). Langkah ini dilakukan melalui pengajuan rahasia Formulir S-1, sebuah metode yang memungkinkan perusahaan untuk mempersiapkan IPO tanpa harus segera membuka rincian ke publik, termasuk jumlah saham yang akan ditawarkan dan harga per lembarnya.
Pengajuan ini merupakan sinyal kuat bahwa kepercayaan investor terhadap pasar kripto semakin menguat, terutama setelah keberhasilan IPO beberapa perusahaan teknologi dan kripto besar lainnya seperti Circle dan CoreWeave. Menurut para analis, keputusan Gemini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan berbasis blockchain kini lebih percaya diri untuk melantai di bursa, di tengah iklim pasar yang lebih bersahabat terhadap aset digital.
Latar Belakang Gemini dan Tantangan Regulasi
Didirikan pada tahun 2014, Gemini sebelumnya telah menarik pendanaan sebesar $400 juta pada putaran pendanaan tahun 2021, yang menempatkan valuasi perusahaan di angka sekitar $7,1 miliar. Namun, perusahaan ini juga mengalami sejumlah hambatan, termasuk pemutusan hubungan kerja secara besar-besaran saat pasar kripto mengalami penurunan tajam pada tahun 2022 dan 2023.
Selain itu, Gemini juga menghadapi gugatan dari SEC pada Januari 2023 yang menuduh program hasil investasi mereka, “Gemini Earn,” merupakan penawaran sekuritas yang tidak terdaftar. Meskipun demikian, pada Februari 2025, regulator AS secara resmi menghentikan penyelidikan terhadap perusahaan tersebut, membuka jalan bagi Gemini untuk kembali fokus pada ekspansi bisnis, termasuk rencana IPO.
Dinamika Politik dan Afiliasi dengan Pemerintahan Trump
Cameron dan Tyler Winklevoss dikenal sebagai pendukung vokal Presiden Donald Trump dan kebijakan pro-kripto pemerintahannya. Pada awal tahun ini, mereka sempat menyumbangkan masing-masing $1 juta untuk kampanye pemilihan ulang Trump. Meski kemudian pengembalian dilakukan karena melebihi batas donasi individu, kontribusi tersebut menegaskan kedekatan hubungan antara sektor kripto dan lingkar kekuasaan politik.
Dukungan dari pemerintahan Trump, termasuk pendekatan regulasi yang lebih ramah terhadap inovasi berbasis blockchain, dinilai menjadi salah satu faktor pendorong bagi Gemini untuk kembali memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri kripto AS.
Tren IPO di Industri Kripto Semakin Menguat
Langkah Gemini mengikuti tren IPO dari sejumlah perusahaan besar di sektor kripto. Circle, penerbit stablecoin USDC, mencatatkan kenaikan harga saham lebih dari 167 persen pada hari pertama perdagangannya di Bursa Efek New York pada 5 Juni. Sahamnya kembali menguat sebesar 32,2 persen pada hari berikutnya, mencerminkan minat pasar yang tinggi terhadap aset digital.
Sementara itu, CoreWeave—penyedia layanan cloud computing berbasis GPU yang banyak digunakan untuk kebutuhan AI dan blockchain—juga mencatatkan lonjakan harga saham sebesar 158 persen sejak IPO-nya pada Maret 2025. Kedua kasus tersebut memperlihatkan bahwa investor institusional kini semakin terbuka terhadap eksposur langsung ke sektor kripto melalui pasar publik.
Dengan harga Bitcoin yang saat ini diperdagangkan di atas $105.000 dan kapitalisasi pasar kripto global yang mendekati $3,3 triliun, banyak pihak memperkirakan bahwa gelombang IPO dari perusahaan kripto akan terus berlangsung sepanjang tahun ini.
Langkah rahasia Gemini untuk mengajukan IPO menandai momen penting dalam integrasi antara sektor aset digital dan pasar keuangan tradisional. Keputusan ini bukan hanya menjadi langkah strategis untuk pertumbuhan perusahaan, tetapi juga dapat memperkuat kepercayaan investor terhadap legitimasi jangka panjang industri kripto di tengah arus regulasi yang mulai stabil dan pro-inovasi.
Jika IPO Gemini berhasil dilaksanakan, perusahaan tersebut berpotensi masuk ke dalam deretan elit perusahaan publik kripto global, menyusul langkah sukses Coinbase dan Circle.