Data pribadi peserta acara industri kripto kini menjadi barang dagangan yang diperjualbelikan dengan alasan “pemasaran dan promosi serta mencari klien.” Namun, hal ini berpotensi membuka peluang bagi scammer dan pelaku jahat lainnya untuk mengeksploitasi informasi tersebut. Daftar data yang diperjualbelikan ini mungkin mencakup berbagai informasi pribadi, seperti nama lengkap, nomor telepon, kebangsaan, pekerjaan, perusahaan, hingga tautan media sosial pribadi dan bisnis peserta.
Selain itu, data yang diperjualbelikan juga dapat mencakup detail lebih lanjut seperti tanggal pembelian tiket, jenis tiket yang dipilih, sistem operasi yang digunakan saat melakukan pembelian, jumlah pengikut di media sosial, alamat dompet digital, serta pesan yang dikirimkan oleh peserta kepada penyelenggara acara. Semua informasi ini sering kali dikumpulkan melalui formulir pendaftaran acara yang diisi peserta saat mengikuti konferensi atau acara sampingan terkait industri kripto.
Belum lama ini, beberapa acara yang menggunakan platform seperti lu.ma untuk mengeluarkan tiket sering kali meminta peserta untuk memberikan tautan ke akun media sosial tertentu. Praktik ini semakin mempermudah penyebaran informasi pribadi yang dapat dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Menurut Cointelegraph, mereka berhasil memperoleh “sampel” dari daftar data tersebut yang dijual oleh seorang penjual. Sampel ini mencakup empat daftar dengan 60 hingga 100 peserta yang tampaknya berasal dari berbagai acara, dengan informasi yang bervariasi tentang para peserta. Kebanyakan acara ini diadakan pada musim gugur 2024, dengan nomor telepon peserta menunjukkan bahwa acara tersebut berlangsung di berbagai negara, terutama di Asia Tenggara dan India.
Penjual yang memiliki akses ke daftar dari berbagai negara menunjukkan adanya perdagangan internasional terorganisir untuk data peserta acara blockchain. Meskipun Cointelegraph tidak mengonfirmasi keterlibatan penyelenggara atau staf acara besar dalam perdagangan data ini, perlu dicatat bahwa banyak acara sampingan di konferensi juga mengumpulkan informasi serupa.
Salah satu daftar yang sangat berharga adalah yang berisi 1.700 peserta dari konferensi AIBC pada November 2024 di Malta. Daftar ini dihargai hampir $4.000 oleh penjual, tetapi harga tersebut diturunkan menjadi $650 setelah beberapa hari. Penjual tersebut juga mengklaim bahwa hasil penjualannya akan digunakan untuk membeli daftar peserta acara lain, seperti dari Coinfest dan DevCon. Mereka bahkan membagikan tangkapan layar basis data untuk menunjukkan validitas klaim mereka.
Tentu saja, informasi ini sangat berharga bagi para scammer yang dapat menggunakannya untuk melakukan rekayasa sosial (social engineering). Para pelaku dapat menargetkan individu dalam daftar tersebut dengan mengirimkan tautan berbahaya atau melakukan upaya phishing untuk mencuri data pribadi lebih lanjut atau bahkan meretas akun-akun peserta.
Situasi ini menyoroti pentingnya pengamanan data pribadi dalam industri kripto, serta perlunya kesadaran yang lebih tinggi di kalangan peserta acara dan penyelenggara acara mengenai potensi ancaman yang bisa muncul akibat perdagangan data pribadi yang tidak sah.