Harga Bitcoin Tembus $108.000 Seiring Meredanya Kekhawatiran Tarif Impor AS

Harga Bitcoin (BTC) melonjak dan berhasil menembus level $108.000 pada perdagangan awal pekan ini. Kenaikan tajam ini terjadi setelah kekhawatiran pasar terhadap dampak tarif impor baru Amerika Serikat mulai mereda, memicu gelombang beli di pasar aset digital.

Menurut survei ekspektasi konsumen terbaru dari Federal Reserve Bank of New York yang dirilis pada bulan Mei, masyarakat Amerika kini menunjukkan penurunan kecemasan terhadap kenaikan harga barang pokok, termasuk bahan bakar. Hal ini memicu optimisme bahwa kebijakan tarif yang sempat dikhawatirkan akan membebani inflasi tampaknya tidak akan seburuk yang diperkirakan sebelumnya.

Kondisi ini menjadi sinyal positif bagi investor kripto, yang selama beberapa pekan terakhir waspada terhadap potensi perlambatan ekonomi global akibat eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dan sejumlah mitra dagangnya. Meredanya ketegangan ini mendorong penguatan selera risiko investor, tidak hanya di pasar saham tetapi juga di pasar kripto—terutama pada aset unggulan seperti Bitcoin.

Dengan tembusnya ambang $108.000, Bitcoin kembali menunjukkan performa impresif setelah sempat bergerak fluktuatif akibat kombinasi sentimen geopolitik, kebijakan suku bunga, dan tekanan makroekonomi global. Meski belum mencetak rekor tertinggi baru, level ini menjadi tonggak penting yang mengindikasikan kuatnya minat beli di kalangan investor institusional dan ritel.

Analis pasar mencatat bahwa meredanya kekhawatiran tarif dapat membuka ruang untuk reli lanjutan dalam jangka pendek. Di sisi teknikal, level resistance berikutnya berada di kisaran $112.000, sementara support kuat terlihat di level $102.000. Sejumlah pengamat juga menyebut bahwa sentimen terhadap Bitcoin didorong oleh ekspektasi bahwa bank sentral akan menahan suku bunga tetap atau bahkan menurunkannya dalam beberapa bulan mendatang, memberikan dorongan tambahan bagi aset-aset spekulatif.

Dalam beberapa hari terakhir, volume transaksi Bitcoin juga meningkat secara signifikan di bursa-bursa besar seperti Binance dan Coinbase, menandakan meningkatnya partisipasi pasar. Beberapa analis memperkirakan bahwa jika kondisi makro tetap kondusif dan tidak ada kejutan kebijakan, Bitcoin bisa melanjutkan tren bullish menuju pertengahan tahun.

Harga Bitcoin (BTC) melonjak dan berhasil menembus level $108.000 pada perdagangan awal pekan ini. Kenaikan tajam ini terjadi setelah kekhawatiran pasar terhadap dampak tarif impor baru Amerika Serikat mulai mereda, memicu gelombang beli di pasar aset digital.

Menurut survei ekspektasi konsumen terbaru dari Federal Reserve Bank of New York yang dirilis pada bulan Mei, masyarakat Amerika kini menunjukkan penurunan kecemasan terhadap kenaikan harga barang pokok, termasuk bahan bakar. Hal ini memicu optimisme bahwa kebijakan tarif yang sempat dikhawatirkan akan membebani inflasi tampaknya tidak akan seburuk yang diperkirakan sebelumnya.

Kondisi ini menjadi sinyal positif bagi investor kripto, yang selama beberapa pekan terakhir waspada terhadap potensi perlambatan ekonomi global akibat eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dan sejumlah mitra dagangnya. Meredanya ketegangan ini mendorong penguatan selera risiko investor, tidak hanya di pasar saham tetapi juga di pasar kripto—terutama pada aset unggulan seperti Bitcoin.

Dengan tembusnya ambang $108.000, Bitcoin kembali menunjukkan performa impresif setelah sempat bergerak fluktuatif akibat kombinasi sentimen geopolitik, kebijakan suku bunga, dan tekanan makroekonomi global. Meski belum mencetak rekor tertinggi baru, level ini menjadi tonggak penting yang mengindikasikan kuatnya minat beli di kalangan investor institusional dan ritel.

Analis pasar mencatat bahwa meredanya kekhawatiran tarif dapat membuka ruang untuk reli lanjutan dalam jangka pendek. Di sisi teknikal, level resistance berikutnya berada di kisaran $112.000, sementara support kuat terlihat di level $102.000. Sejumlah pengamat juga menyebut bahwa sentimen terhadap Bitcoin didorong oleh ekspektasi bahwa bank sentral akan menahan suku bunga tetap atau bahkan menurunkannya dalam beberapa bulan mendatang, memberikan dorongan tambahan bagi aset-aset spekulatif.

Dalam beberapa hari terakhir, volume transaksi Bitcoin juga meningkat secara signifikan di bursa-bursa besar seperti Binance dan Coinbase, menandakan meningkatnya partisipasi pasar. Beberapa analis memperkirakan bahwa jika kondisi makro tetap kondusif dan tidak ada kejutan kebijakan, Bitcoin bisa melanjutkan tren bullish menuju pertengahan tahun.

More from author

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

Kemenangan Bersejarah Chelsea FC 2025 Dirayakan BingX Lewat Kampanye Global Kripto

BingX, platform pertukaran kripto terkemuka dan perusahaan Web3 AI, dengan bangga mengucapkan selamat kepada Chelsea Football Club atas kemenangan bersejarah mereka di Piala Dunia...

Pasokan Bitcoin Semakin Menipis, Strategi Akuisisi MicroStrategy Diprediksi Picu Supply Shock

Pasokan Bitcoin yang terus menyusut dan meningkatnya akumulasi oleh institusi besar seperti MicroStrategy memicu kekhawatiran akan terjadinya supply shock, yang dapat mendorong lonjakan harga...

Veda Kantongi Pendanaan $18 Juta untuk Bangun Platform DeFi Vault Berbasis Yield

Protokol keuangan terdesentralisasi (DeFi) Veda berhasil meraih pendanaan senilai $18 juta untuk mengembangkan infrastruktur vault hasil (yield vault) lintas blockchain. Putaran pendanaan ini dipimpin...

Want to stay up to date with the latest news?

We would love to hear from you! Please fill in your details and we will stay in touch. It's that simple!