Para penambang Bitcoin publik diketahui menjual lebih banyak BTC daripada yang mereka hasilkan pada bulan April 2025. Menurut data terbaru, rasio penjualan terhadap produksi mencapai angka mencengangkan sebesar 115%, menjadikannya level tertinggi sejak akhir siklus pasar bearish pada 2022.
Fenomena ini terjadi menjelang lonjakan harga Bitcoin di bulan Mei, di mana aset kripto terbesar di dunia tersebut sempat mencetak rekor baru di atas $109.000. Namun, lonjakan harga tersebut tampaknya belum mampu meringankan tekanan pendapatan yang dihadapi oleh para penambang, khususnya dalam hal hashprice atau pendapatan per satuan daya komputasi.
Hashprice Tetap Rendah di Tengah Harga Tinggi
Meskipun harga Bitcoin mengalami penguatan signifikan, pendapatan yang diperoleh penambang dari setiap petahash per detik (PH/s) tetap rendah. Data menunjukkan bahwa hashprice hanya berada di kisaran $55/PH/s selama April, jauh di bawah puncak sebelumnya sebesar $63/PH/s yang tercapai ketika Bitcoin menembus $100.000 pada Desember 2024.
Tekanan ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain meningkatnya kesulitan jaringan penambangan serta berkurangnya biaya transaksi di jaringan Bitcoin. Kondisi tersebut membuat para pelaku penambangan menghadapi dilema antara mempertahankan cadangan BTC atau menjual sebagian besar hasil tambang mereka demi menjaga arus kas dan mendanai ekspansi infrastruktur.
Ekspansi Besar-besaran oleh Perusahaan Penambangan
Meski pendapatan per unit daya komputasi menurun, perusahaan-perusahaan penambangan publik tetap agresif memperluas kapasitas mereka menjelang separuh kedua tahun ini. Beberapa perusahaan yang mencatat ekspansi signifikan antara lain:
- CleanSpark (CLSK): Saat ini memiliki total hashrate yang melebihi 40 exahash per detik (EH/s).
- IREN (IREN): Telah meningkatkan kapasitas komputasi sebesar 25% dan menargetkan mencapai 50 EH/s pada bulan Juni.
- Cango (CANG): Berencana menambahkan hingga 18 EH/s pada bulan Juli.
- MARA Holdings (MARA): Memimpin dalam kapasitas terpasang dengan total hashrate sebesar 57,3 EH/s, menurut data dari bank investasi Jefferies.
Langkah ekspansi ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk memperkuat daya saing, terutama pasca-halving dan dalam menghadapi dinamika pasar energi global.
Strategi Baru: Pembelian Rig dengan Bitcoin
Dalam upaya menjaga efisiensi modal dan melindungi eksposur terhadap volatilitas harga, beberapa perusahaan telah menjalin kesepakatan dengan produsen perangkat penambangan seperti Bitmain. Kesepakatan tersebut memungkinkan perusahaan membeli rig baru menggunakan Bitcoin, dengan opsi untuk membeli kembali koin yang digunakan pada harga yang disepakati sebelumnya.
Strategi ini dinilai sebagai cara inovatif untuk mengurangi risiko nilai tukar kripto yang fluktuatif, sekaligus memastikan kelangsungan ekspansi teknologi mereka di tengah tekanan biaya operasional.
Kinerja Saham Perusahaan Penambangan
Pasar ekuitas untuk saham perusahaan penambangan Bitcoin menunjukkan pemulihan yang cukup kuat selama April 2025. Beberapa perusahaan mencatatkan kenaikan harga saham lebih dari 60% hanya dalam waktu satu bulan, setelah sebelumnya mengalami penurunan signifikan pada kuartal pertama tahun ini.
Namun secara keseluruhan, sebagian besar saham perusahaan penambangan masih tertinggal secara year-to-date, dengan pengecualian untuk CleanSpark dan MARA Holdings yang berhasil mencatatkan pertumbuhan positif sepanjang tahun ini.
Penjualan besar-besaran Bitcoin oleh para penambang publik pada April 2025 mencerminkan tekanan finansial yang belum sepenuhnya terangkat, meski harga pasar menunjukkan penguatan. Di sisi lain, tren ekspansi kapasitas dan strategi efisiensi baru menunjukkan bahwa industri penambangan terus bersiap menghadapi masa depan, dengan harapan adanya peningkatan keberlanjutan pendapatan dari inovasi di sektor energi dan infrastruktur blockchain.