Penangguhan tarif selama 90 hari oleh Presiden Trump menjadi peluang emas bagi pelaku industri penambangan kripto di Amerika Serikat. Namun, beban biaya dan ketidakpastian kebijakan tetap membayangi.
Industri penambangan kripto di Amerika Serikat tengah bersiap menghadapi gelombang pembelian rig penambangan secara besar-besaran. Langkah ini menyusul keputusan Presiden Donald Trump untuk menangguhkan sementara tarif impor peralatan penambangan selama 90 hari ke depan.
Kendati demikian, tarif dasar sebesar 10% masih diberlakukan untuk sebagian besar negara, dengan pengecualian China yang justru dikenakan tarif lebih tinggi hingga 145%. Kebijakan ini menuai respons cepat dari para penambang yang melihat peluang sempit untuk mempercepat ekspansi sebelum biaya produksi kembali melonjak.
Lonjakan Permintaan Rig dan Kenaikan Harga
Jaran Mellerud, CEO Hashlabs, mengungkapkan bahwa meskipun tarif baru tidak terlalu memberatkan, tetap saja menempatkan penambang AS dalam posisi yang kurang kompetitif dibandingkan dengan pelaku di luar negeri.
“Tarif dasar 10% ini memang tidak serta-merta membuat penambangan di AS jadi tak layak, tapi jelas meningkatkan biaya modal dan mempengaruhi kelayakan investasi jangka panjang,” ujarnya kepada Cointelegraph.
Ia memperkirakan akan terjadi lonjakan impor rig penambangan dalam waktu dekat sebagai respons atas ketidakpastian arah kebijakan ke depan. Bahkan, menurut Chief Operating Officer Luxor Technology, Ethan Vera, harga mesin penambangan yang masuk ke AS mulai merangkak naik, seiring dengan meningkatnya biaya produksi dan perakitan lokal.
“Penambang saat ini berlomba membeli mesin sebelum 90 hari ini berakhir, karena ada kemungkinan tarif akan kembali dinaikkan. Harga rakitan dalam negeri juga ikut naik,” jelas Vera.
Negara Asia Tenggara Kena Imbas, AS Makin Tertekan
Kondisi ini diperburuk dengan diberlakukannya tarif tinggi terhadap negara-negara produsen rig utama seperti Thailand (36%), Indonesia (32%), dan Malaysia (24%) sejak awal April. Ketiganya merupakan basis produksi bagi sebagian besar rig penambangan global, yang artinya, para penambang AS kini harus mengeluarkan biaya ekstra untuk mengimpor mesin dari kawasan tersebut.
Ketidakpastian Kebijakan Jadi Penghalang Utama
Meskipun penangguhan tarif ini memberi sedikit ruang napas, pelaku industri menilai bahwa ketidakstabilan kebijakan justru menjadi penghalang utama ekspansi. Mellerud menegaskan bahwa ketidakpastian semacam ini menyulitkan perusahaan untuk merancang strategi jangka panjang.
“Yang dibutuhkan industri ini adalah kepastian dan aturan yang konsisten, bukan perubahan arah kebijakan setiap beberapa bulan sekali,” tegasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Vera, yang menyebut bahwa Luxor bahkan mulai mempertimbangkan ekspansi ke pasar internasional demi menghindari risiko geopolitik di dalam negeri.
Visi Trump untuk Bitcoin “Made in USA”
Sebelumnya, Trump pernah menyatakan keinginannya agar seluruh produksi Bitcoin dilakukan di dalam negeri. Visi tersebut diperkuat oleh kemitraan antara anggota keluarganya dengan Hut 8, perusahaan penambangan Bitcoin yang berencana mendirikan proyek besar bernama “American Bitcoin” dengan ambisi menjadi penambang terbesar di dunia.
Namun di lapangan, industri penambangan kripto belum dianggap sebagai prioritas utama dalam kebijakan perdagangan pemerintahan saat ini.
Sementara itu, volatilitas pasar akibat kebijakan ini juga tercermin dari pergerakan harga Bitcoin yang turun lebih dari 1% dalam 24 jam terakhir dan kini berada di kisaran $80.500—turun hampir 26% dari rekor tertingginya pada Januari lalu.