Seorang petugas dari Badan Kejahatan Nasional Inggris (National Crime Agency/NCA), Paul Chowles, didakwa atas dugaan pencurian 50 Bitcoin yang terjadi pada tahun 2017. Saat itu, nilai Bitcoin yang diduga dicuri berkisar £60.000 (sekitar Rp1,2 miliar dengan kurs saat itu). Namun, dengan lonjakan harga Bitcoin dalam beberapa tahun terakhir, aset tersebut kini bernilai sekitar £3,2 juta (sekitar Rp64 miliar).
Dakwaan dan Proses Hukum
Paul Chowles, 42 tahun, kini menghadapi 15 dakwaan, yang terdiri dari:
- 11 tuduhan menyembunyikan, menyamarkan, atau mengubah properti kriminal,
- 3 tuduhan memperoleh, menggunakan, atau memiliki properti kriminal,
- 1 tuduhan pencurian.
Chowles dijadwalkan untuk hadir di Pengadilan Magistrat Liverpool pada 25 April 2025 untuk menghadapi dakwaan tersebut. Kasus ini menarik perhatian publik karena melibatkan seorang petugas dari lembaga penegak hukum yang seharusnya memberantas kejahatan, bukan malah terlibat di dalamnya.
Pernyataan Otoritas Hukum
Kepala Divisi Kejahatan Khusus Layanan Penuntutan Mahkota Inggris (Crown Prosecution Service/CPS), Malcolm McHaffie, menegaskan bahwa proses peradilan akan dilakukan secara adil dan transparan. CPS juga mengimbau publik agar tidak memberikan komentar atau spekulasi yang dapat mempengaruhi jalannya proses hukum terhadap Chowles.
Peran NCA dalam Penegakan Hukum Kripto
NCA adalah badan utama di Inggris yang menangani kejahatan serius dan terorganisir, termasuk kejahatan dunia maya dan penipuan keuangan. Pada tahun 2024, NCA diberi kewenangan tambahan untuk menyita, membekukan, dan menghancurkan aset mata uang kripto yang diduga digunakan dalam aktivitas kriminal.
Pada Desember 2024, NCA memimpin operasi internasional besar-besaran untuk membongkar jaringan pencucian uang asal Rusia. Operasi ini menghasilkan penangkapan 84 individu serta penyitaan aset senilai £20 juta dalam bentuk uang tunai dan kripto.
Dampak Kasus bagi Keamanan Aset Digital
Kasus ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh lembaga penegak hukum dalam mengelola aset digital, terutama di tengah meningkatnya nilai Bitcoin dan mata uang kripto lainnya. Selain itu, insiden ini juga memperkuat pentingnya transparansi dan pengawasan internal yang lebih ketat terhadap aparat penegak hukum yang menangani aset digital bernilai tinggi.
Dengan semakin meningkatnya penggunaan mata uang kripto dalam transaksi keuangan global, kasus seperti ini menjadi pengingat akan perlunya regulasi dan sistem keamanan yang lebih kuat untuk mencegah penyalahgunaan aset digital oleh pihak yang seharusnya bertugas menegakkan hukum.