Seorang programmer anonim asal Tiongkok telah menarik perhatian komunitas kripto global dengan mendonasikan dan membakar Ethereum (ETH) senilai $7 juta. Selain aksi filantropisnya, ia juga mengeluarkan peringatan serius mengenai potensi bahaya dari pengembangan teknologi ‘senjata otak-komputer’.
Aksi Donasi dan Pembakaran ETH
Programmer tersebut mengirimkan sejumlah besar ETH ke alamat yang dikenal sebagai ‘burn address’, yang membuat koin tersebut hilang secara permanen dari peredaran. Tindakan ini tidak hanya mengurangi total pasokan ETH yang beredar, tetapi juga menunjukkan komitmennya terhadap tujuan tertentu.
Peringatan tentang ‘Senjata Otak-Komputer’
Dalam pesannya, ia menyatakan kekhawatirannya terhadap pengembangan teknologi yang menghubungkan otak manusia dengan komputer. Menurutnya, meskipun teknologi ini memiliki potensi manfaat, ada risiko signifikan jika disalahgunakan, terutama dalam bentuk ‘senjata otak-komputer’ yang dapat mengendalikan atau memanipulasi pikiran manusia.
Kekhawatiran Etis dan Keamanan
Peringatan ini sejalan dengan pandangan beberapa ilmuwan dan pakar etika yang telah lama mengkhawatirkan implikasi dari integrasi teknologi dengan otak manusia. Misalnya, Profesor Thomas Baldwin dari Universitas York, Inggris, pernah menyatakan bahwa intervensi semacam itu menimbulkan pertanyaan mendasar tentang apa yang membuat kita manusia dan bagaimana kita berpikir serta bertindak.
Selain itu, penggunaan kecerdasan buatan dalam otomasi senjata telah menjadi topik perdebatan. Lebih dari 100 CEO perusahaan AI dan robotika telah menandatangani surat terbuka yang memperingatkan bahwa produk mereka dapat disalahgunakan menjadi senjata pintar yang mematikan, yang dapat membuka ‘kotak Pandora’ dalam dunia peperangan.
Reaksi Komunitas
Aksi dan peringatan dari programmer anonim ini telah memicu diskusi luas di kalangan komunitas kripto dan teknologi. Banyak yang memuji langkahnya sebagai bentuk kepedulian terhadap masa depan kemanusiaan, sementara yang lain menyoroti perlunya regulasi dan pengawasan ketat dalam pengembangan teknologi canggih untuk mencegah potensi penyalahgunaan.
Meskipun identitasnya tetap tidak diketahui, pesan yang disampaikannya menekankan pentingnya mempertimbangkan implikasi etis dan keamanan dalam setiap inovasi teknologi, khususnya yang berhubungan langsung dengan fungsi otak dan kesadaran manusia.