Rusia dan Ethiopia Tinggalkan Dolar AS, Langkah Dedolarisasi Meningkat

Rusia dan Ethiopia mengambil langkah signifikan untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam perdagangan internasional mereka. Langkah ini merupakan bagian dari tren global dedolarisasi yang semakin berkembang di berbagai negara.

Menurut laporan terbaru, kedua negara tersebut memperdalam hubungan mata uang mereka untuk memperkuat kerja sama ekonomi bilateral. Dedolarisasi sendiri mengacu pada upaya negara-negara untuk mengurangi penggunaan dolar AS dalam transaksi lintas negara serta cadangan devisa mereka.

Langkah-langkah dedolarisasi umumnya dilakukan sebagai respons terhadap sanksi atau kebijakan ekonomi Amerika Serikat yang dianggap merugikan negara-negara tertentu. Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai negara mencari alternatif mata uang lain guna menghindari dampak ketergantungan terhadap dolar AS.

Rusia telah mempercepat upaya dedolarisasinya sejak 2014 akibat memburuknya hubungan dengan Barat. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah pengembangan Sistem untuk Transfer Pesan Keuangan (SPFS) pada 2017, sebagai alternatif dari sistem SWIFT yang dikendalikan oleh negara-negara Barat. Ancaman pemutusan akses Rusia dari SWIFT membuat pemerintah dan perusahaan Rusia mencari cara lain untuk melakukan transaksi keuangan internasional.

Salah satu contoh terbaru adalah perusahaan energi Rusia, Lukoil, yang menyatakan akan mengurangi penggunaan dolar dalam transaksi mereka. Langkah ini sejalan dengan kebijakan pemerintah Rusia yang terus mengupayakan diversifikasi mata uang dalam perdagangan internasional.

Bukan hanya Rusia dan Ethiopia yang mulai mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Negara-negara seperti China, India, dan beberapa anggota BRICS juga telah memperluas penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan mereka. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi dan mengurangi dampak fluktuasi dolar AS terhadap perekonomian mereka.

Dengan semakin banyaknya negara yang bergerak menuju sistem perdagangan berbasis mata uang lokal, tren dedolarisasi diperkirakan akan terus berkembang di masa depan. Langkah ini diharapkan dapat memberikan stabilitas yang lebih besar bagi negara-negara yang berupaya mengurangi pengaruh ekonomi Amerika Serikat dalam perekonomian global.

Rusia dan Ethiopia mengambil langkah signifikan untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam perdagangan internasional mereka. Langkah ini merupakan bagian dari tren global dedolarisasi yang semakin berkembang di berbagai negara.

Menurut laporan terbaru, kedua negara tersebut memperdalam hubungan mata uang mereka untuk memperkuat kerja sama ekonomi bilateral. Dedolarisasi sendiri mengacu pada upaya negara-negara untuk mengurangi penggunaan dolar AS dalam transaksi lintas negara serta cadangan devisa mereka.

Langkah-langkah dedolarisasi umumnya dilakukan sebagai respons terhadap sanksi atau kebijakan ekonomi Amerika Serikat yang dianggap merugikan negara-negara tertentu. Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai negara mencari alternatif mata uang lain guna menghindari dampak ketergantungan terhadap dolar AS.

Rusia telah mempercepat upaya dedolarisasinya sejak 2014 akibat memburuknya hubungan dengan Barat. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah pengembangan Sistem untuk Transfer Pesan Keuangan (SPFS) pada 2017, sebagai alternatif dari sistem SWIFT yang dikendalikan oleh negara-negara Barat. Ancaman pemutusan akses Rusia dari SWIFT membuat pemerintah dan perusahaan Rusia mencari cara lain untuk melakukan transaksi keuangan internasional.

Salah satu contoh terbaru adalah perusahaan energi Rusia, Lukoil, yang menyatakan akan mengurangi penggunaan dolar dalam transaksi mereka. Langkah ini sejalan dengan kebijakan pemerintah Rusia yang terus mengupayakan diversifikasi mata uang dalam perdagangan internasional.

Bukan hanya Rusia dan Ethiopia yang mulai mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Negara-negara seperti China, India, dan beberapa anggota BRICS juga telah memperluas penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan mereka. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi dan mengurangi dampak fluktuasi dolar AS terhadap perekonomian mereka.

Dengan semakin banyaknya negara yang bergerak menuju sistem perdagangan berbasis mata uang lokal, tren dedolarisasi diperkirakan akan terus berkembang di masa depan. Langkah ini diharapkan dapat memberikan stabilitas yang lebih besar bagi negara-negara yang berupaya mengurangi pengaruh ekonomi Amerika Serikat dalam perekonomian global.

More from author

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

Kemenangan Bersejarah Chelsea FC 2025 Dirayakan BingX Lewat Kampanye Global Kripto

BingX, platform pertukaran kripto terkemuka dan perusahaan Web3 AI, dengan bangga mengucapkan selamat kepada Chelsea Football Club atas kemenangan bersejarah mereka di Piala Dunia...

Pasokan Bitcoin Semakin Menipis, Strategi Akuisisi MicroStrategy Diprediksi Picu Supply Shock

Pasokan Bitcoin yang terus menyusut dan meningkatnya akumulasi oleh institusi besar seperti MicroStrategy memicu kekhawatiran akan terjadinya supply shock, yang dapat mendorong lonjakan harga...

Veda Kantongi Pendanaan $18 Juta untuk Bangun Platform DeFi Vault Berbasis Yield

Protokol keuangan terdesentralisasi (DeFi) Veda berhasil meraih pendanaan senilai $18 juta untuk mengembangkan infrastruktur vault hasil (yield vault) lintas blockchain. Putaran pendanaan ini dipimpin...

Want to stay up to date with the latest news?

We would love to hear from you! Please fill in your details and we will stay in touch. It's that simple!