Saham perusahaan pembiayaan properti komersial asal Amerika Serikat, Janover Inc., melonjak drastis hingga 840% setelah diumumkan bahwa sekelompok mantan eksekutif dari bursa kripto Kraken resmi mengambil alih kepemilikan dan kendali perusahaan.
Akuisisi ini dipimpin oleh Joseph Onorati, mantan Chief Strategy Officer Kraken, yang kini ditunjuk sebagai Chairman dan CEO Janover. Ia bersama timnya membeli lebih dari 728.000 saham biasa dan seluruh 10.000 saham preferen Seri A, mengamankan posisi mayoritas dalam struktur kepemilikan.
Selain Onorati, mantan Direktur Teknik Kraken, Parker White, juga bergabung sebagai Chief Investment Officer sekaligus Chief Operating Officer. Marco Santori, yang sebelumnya menjabat sebagai Chief Legal Officer Kraken, akan duduk di jajaran dewan direksi Janover.
Janover dikenal sebagai platform yang mempertemukan pemberi pinjaman dan pencari pembiayaan properti komersial. Namun, dengan hadirnya para eksekutif baru, arah perusahaan tampaknya akan berubah signifikan ke ranah kripto.
Dalam pernyataan resminya, manajemen baru mengungkapkan rencana strategis untuk membentuk cadangan treasury berbasis Solana (SOL). Inisiatif ini mencakup akuisisi node validator Solana, staking token SOL, serta pembelian tambahan aset kripto tersebut. Langkah ini dianggap sebagai upaya untuk mengintegrasikan infrastruktur blockchain ke dalam operasi perusahaan.
Sebagai bagian dari restrukturisasi ini, Janover juga mengumumkan telah berhasil mengumpulkan $42 juta dalam bentuk penawaran obligasi konversi—instrumen utang yang dapat dikonversi menjadi saham. Dana ini diperoleh dari investor papan atas seperti Pantera Capital, Kraken, Arrington Capital, Protagonist, dan Third Party Ventures.
Sebelumnya pada Desember 2024, Janover telah mulai menerima pembayaran jasa pembiayaan real estate mereka menggunakan kripto seperti Bitcoin (BTC), Ether (ETH), dan Solana (SOL), menandakan minat serius perusahaan pada adopsi aset digital.
Adopsi Kripto di Dunia Korporasi
Langkah Janover ini mengingatkan publik pada langkah berani MicroStrategy pada tahun 2020, yang menjadi perusahaan publik pertama menyimpan Bitcoin sebagai bagian dari neraca keuangan mereka. Jejak ini kemudian diikuti perusahaan lain seperti Tesla, Semler Scientific, dan yang terbaru Metaplanet dari Jepang.
Meski begitu, strategi ini menuai pro dan kontra. Para pendukung menyebutnya sebagai langkah inovatif untuk memanfaatkan pertumbuhan nilai kripto. Namun, kritikus menyoroti tingginya volatilitas dan risiko finansial, apalagi ketika perusahaan menggunakan instrumen utang seperti obligasi konversi untuk mendanai pembelian kripto.
Sebagai catatan, harga SOL sendiri dalam satu tahun terakhir sangat fluktuatif—berkisar antara $107 hingga menyentuh puncak $274, berdasarkan data MarketVector.
Apakah langkah Janover ini akan menjadi katalis baru dalam integrasi kripto ke dunia keuangan tradisional, atau justru jadi pelajaran mahal lainnya? Waktu yang akan menjawab.