Sam Bankman-Fried, mantan CEO bursa kripto FTX, mengungkapkan penyesalannya atas keputusan mengajukan kebangkrutan Bab 11 pada 11 November 2022. Dalam wawancara dengan Vox yang dipublikasikan pada 16 November 2022, Bankman-Fried menyebut langkah tersebut sebagai “kesalahan terbesar” dalam hidupnya dan mengklaim bahwa jika kebangkrutan tidak diajukan, sekitar 70% masalah keuangan FTX bisa diselesaikan tanpa perlu melalui proses hukum yang berkepanjangan.
Keputusan Kebangkrutan yang Disesali
Bankman-Fried mengklaim bahwa tanpa pengajuan kebangkrutan, pelanggan FTX masih dapat menarik dana mereka dan perusahaan berpeluang untuk pulih dalam waktu satu bulan. Namun, menurutnya, setelah pengajuan tersebut, situasi justru semakin memburuk karena pihak yang bertanggung jawab dalam kebangkrutan lebih memilih untuk “menghancurkan” perusahaan daripada menyelamatkannya.
“Seandainya saya tidak mengambil langkah tersebut, pelanggan mungkin bisa menarik dana mereka dalam sebulan dan FTX masih bisa beroperasi,” ujarnya dalam wawancara tersebut.
Kritik Terhadap Regulator dan Klarifikasi di Twitter
Dalam pernyataan kontroversial lainnya, Bankman-Fried juga mengkritik regulator dengan menyebut bahwa mereka tidak benar-benar melindungi pelanggan dan justru memperburuk keadaan. Namun, beberapa jam setelah wawancara dipublikasikan, ia memberikan klarifikasi melalui Twitter bahwa menjadi regulator adalah tugas yang sulit. Ia menyatakan bahwa regulator menghadapi tantangan besar dalam mengatur industri yang berkembang lebih cepat daripada kapasitas mereka untuk mengawasi.
“Mereka memiliki pekerjaan yang hampir mustahil, dan sistem regulasi saat ini tidak cukup cepat untuk mengikuti perkembangan industri kripto,” cuitnya.
Dana yang Hilang dan Dugaan Peretasan
Bankman-Fried juga membahas dana yang hilang dari FTX setelah kebangkrutan, yang menurutnya disebabkan oleh peretasan. Ia mencurigai bahwa peretasan tersebut bisa dilakukan oleh mantan karyawan atau akibat malware yang ada di komputer seseorang yang memiliki akses ke sistem.
“Ada kemungkinan besar bahwa serangan ini dilakukan oleh pihak dalam atau seseorang yang telah mendapatkan akses ilegal melalui perangkat yang terinfeksi,” katanya.
Selain itu, ia menegaskan bahwa FTX tidak pernah secara langsung menginvestasikan dana klien. Namun, ia menyebutkan bahwa Alameda Research, perusahaan trading yang berafiliasi dengan FTX, adalah pihak yang melakukan investasi tersebut. Pernyataan ini semakin memperjelas hubungan erat antara FTX dan Alameda yang telah menjadi pusat kontroversi dalam skandal kebangkrutan ini.
FTX di Bawah Kepemimpinan Baru
Sejak pengajuan kebangkrutan, kepemimpinan FTX telah berpindah ke tangan John Ray III, yang kini bertanggung jawab atas restrukturisasi perusahaan. Ray menegaskan bahwa Bankman-Fried tidak lagi memiliki peran dalam operasional FTX, FTX US, maupun Alameda Research. Ia juga menyatakan bahwa pernyataan yang dibuat oleh Bankman-Fried tidak mewakili perusahaan.
Dengan kebangkrutan yang masih dalam proses hukum dan penyelidikan terus berlanjut, pernyataan terbaru dari Bankman-Fried menambah babak baru dalam kontroversi yang melibatkan FTX dan runtuhnya salah satu bursa kripto terbesar di dunia.