Bitcoin (BTC) mengalami tekanan setelah Goldman Sachs mengurangi ekspektasi pemotongan suku bunga Federal Reserve (Fed), sementara Bank of America (BofA) melihat potensi kenaikan suku bunga menyusul laporan pekerjaan yang kuat.
Data pekerjaan terbaru menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, dengan penambahan 500.000 pekerjaan baru pada Desember 2024, jauh melebihi perkiraan sebelumnya.
Situasi ini mendorong Goldman Sachs untuk menunda ekspektasi pemotongan suku bunga Fed hingga kuartal ketiga 2025, sementara BofA bahkan mempertimbangkan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Kebijakan moneter yang lebih ketat cenderung mengurangi likuiditas di pasar, yang dapat berdampak negatif pada aset berisiko seperti Bitcoin.
Selain itu, penguatan dolar AS dan peningkatan imbal hasil obligasi pemerintah menambah tekanan pada pasar kripto.
Meskipun demikian, beberapa analis tetap optimis terhadap prospek jangka panjang Bitcoin, mengingat adopsi institusional yang terus berkembang dan inovasi dalam ekosistem kripto.
Namun, dalam jangka pendek, volatilitas pasar mungkin meningkat seiring dengan ketidakpastian kebijakan moneter dan kondisi makroekonomi global.